Kamis, 12 April 2012


Tugas 8. Menghitung Network ID, Broadcast ID dan Range ID Address
Sisiliyah S.A
100213304251
Dosen Pembimbing : Moh. Safii, S.Kom



Diketahui : 
IP Address: 172.168.11.0
Netmask: 255.255.255.240

Dicari:

-           Network ID
-           Broadcast ID
-           Range ID Address yang bisa dipakai

Jawab:
-          Mencari Network ID = IP Address AND Netmask
IP Address :      10101100.10101000.00001011.00000101
AND
Netmask :         11111111.11111111.11111111.11110000

Network ID :     10101100.10101000.00001011.00000000
172.168.11.0                                         network ID ketemu ini.


-          Mencari Broadcast ID = IP Address OR Netmask
IP Address :      10101100.10101000.00001011.00000101
OR
Netmask :         00000000.00000000.00000000.00001111

Broadcast ID :   10101100.10101000.00001011.00001111
172.168.11.15                                        broadcast ID ketemu ini.

-          Range yang bisa dipakai: 172.168.11.1 sampai dengan 172.168.11.14


Top of Form
Bottom of Form

Kamis, 22 Maret 2012

Tugas : IP ADDRESS & SUBNETTING

TUGAS JARINGAN INFORMASI DIGITAL
MATERI : IP ADDRESS & SUBNETTING
                                                Pembimbing : M. Syafi’I S.Kom


                                                               Kelompok 1 :
Ach. Nizam Rifqi (100213300532)
Aditya Endra Sayekti (100213306154)
Dwi Widya Wati (100213306158)
Fandi Yusuf (100213303833)
Sisiliyah S. A (100213304251)

                                                      
                                                                    IP ADDRESS

Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data hingga saat ini  semakin meningkat. Kebutuhan atas penggunaan bersama resources yang ada dalam jaringan baik software maupun hardware telah mengakibatkan timbulnya berbagai pengembangan teknologi jaringan itu sendiri. Seiring dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan dan semakin banyaknya pengguna jaringan yang menginginkan suatu bentuk jaringan yang dapat memberikan  hasil maksimal baik dari segi efisiensi maupun peningkatan keamanan jaringan itu sendiri.

Berlandaskan pada keinginan-keinginan tersebut, maka upaya-upaya penyempurnaan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Dengan memanfaatkan berbagai teknik khususnya teknik subnetting dan penggunaan hardware yang lebih baik (antara lain switch) maka muncullah konsep Virtual Local Area Network (VLAN) yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih  baik dibanding Local area Network (LAN).

Jumlah IP Address Versi 4 sangat terbatas, apalagi jika harus memberikan alamat semua host 
di Internet. Oleh karena itu, perlu dilakukan efisiensi dalam penggunaan IP Address tersebut supaya dapat mengalamati semaksimal mungkin host yang ada dalam satu jaringan. Konsep subnetting dari IP Address merupakan teknik yang umum digunakan di Internet untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.

Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Address menjadi beberapa subnet  dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet, digunakan subnet mask. Seperti yang telah diketahui, bahwa selain menggunakan metode classfull untuk pembagian IP address, kita juga dapat menggunakan metode classless addressing (pengalamatan tanpa klas), menggunakan notasi penulisan singkat dengan prefix. Metode ini merupakan metode pengalamatan IPv4 tingkat lanjut, muncul karena ada ke-khawatiran persediaan IPv4 berkelas tidak akan mencukupi kebutuhan, sehingga diciptakan metode lain untuk memperbanyak persediaan IP address. Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).

Jenis-jenis IP Address terdiri dari :

1. IP Public
    Public bit tertinggi range address bit network address
    kelas A 0 0 – 127* 8
    kelas B 10 128 – 191 16
    kelas C 110 192 – 223 24
    kelas D 1110 224 – 239 2
2. IP Privat
    IP Privat ini dapat digunakan dengan bebas tetapi tidak dikenal pada jaringan internet global. Karena itu    biasa dipergunakan pada jaringan tertutup yang tidak terhubung ke internet, misalnya jaringan komputer   ATM.
   10.0.0.0 – 10.255.255.255
   172.16.0.0 – 172.31.255.255
   192.168.0.0 – 192.168.255.255
   Kesimpulan
   1.0.0.0 – 126.0.0.0 : Kelas A.
   127.0.0.0 : Loopback network.
   128.0.0.0 – 191.255.0.0 : Kelas B.
   192.0.0.0 – 223.255.255.0 : Kelas C.
   224.0.0.0 = 240.0.0.0 : Class E, reserved.

3. Ipv6
    terdiri dari 16 oktet, contoh :
    A524:72D3:2C80:DD02:0029:EC7A:002B:EA73


                                                                     SUBNETTING


Jika seorang pemilik sebuah IP Address kelas B misalnya memerlukan lebih dari satu network ID maka ia harus mengajukan permohonan ke internic untuk mendapatkan IP Address baru. Namun persediaan IP Address sangat terbatas karena banyak menjamurnya situs-situs di internet.

Untuk mengatasi ini timbulah suatu teknik memperbanyak network ID dari satu network yang sudah ada. Hal ini dinamakan subnetting, di mana sebagian host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network ID tambahan.

Sebagai contoh, misal di kelas B network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0 dimana oktet ketiga diselubung dengan 224. maka dapat di hitung dengan rumus 256-224=32. maka kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 32, 64, 128, 160, dan 192. Dengan demikian kelompok IP address yang dapat dipakai adalah:
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254

Atau akan lebih mudah dengan suatu perumusan baik dalam menentukan subnet maupun jumlah host persubnet.Jumlah subnet = 2n-2, n = jumlah bit yang terselubung
Jumlah host persubnet = 2N-2, N = jumlah bit tidak terselubung
Sebagai contoh, misalnya suatu subnet memiliki network address 193.20.32.0 dengan subnet mask 255.255.255.224. Maka:

Jumlah subnet adalah 6, karena dari network address 193.20.32.0 dengan memperhatikan angka dari oktet pertama yaitu 193, maka dapat di ketahui berada pada kelas C. dengan memperhatikan subnetmask 255.255.255.224 atau 11111111.11111111.11111111. 11100000 dapat diketahui bahwa tiga bit host ID diselubung, sehingga didapat n = 3 dan didapat:jumlah subnet = 23-2 = 6.
Sedangkan untuk jumlah host persubnet adalah 30, ini didapat dari 5 bit yang tidak terselubung, maka N = 5 dan akan didapat: jumlah host per subnet = 25-2 = 30.
Bit terselubung adalah bit yang di wakili oleh angka 1 sedangkan bit tidak terselubung adalah bit yang di wakili dengan angka 0.

IP Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32 bit (biary digit atau bilangan duaan) angka biner yang dibagi dalam 4 oket (byte) terdiri dari 8 bit. Setiap bit mempresentasikan bilangan desimal mulai dari 0 sampai 255.
Seorang Network Administrator sering kali membutuhkan pembagian network dari suatu IP Address yang telah diberikan oleh Internet Service Provider (ISP). Dikerenakan persedian IP Address pada saat ini sangat terbatas akibat menjamurnya situs-situs di internet. Cara untuk membagi network ini disebut dengan subneting dan hasil dari subneting disebut subnetwork. Langkah-langkah subneting adalah sbb :
contoh 2:
Suatu perusahaan mendapatkan IP adress dari suatu ISP 160.100.0.0/16, perusahan tersebut mempunyai 30 departemen secara keseluruhan, dan ingin semua departemen dapat akses ke internet. Tentukan network tiap departemen ?
Solusi ;
1. Tentukan berada dikelas mana ip tersebut
2. Berapa jumlah network yang dibutuhkan
dengan rumus 2n > network yang dibutuhkan
25 > 30
3. Ubah menjadi biner
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
4. Ambil bit host-portion sesuai dengan kebutuhkan network, sehingga
network-portion host-portion
10100000 01100100 _ _ _ _ _ 000 00000000
11111111 11111111 1 1 1 1 1 000 00000000
perhatikan oktet ketiga
_ _ _ _ _ 000
1 1 1 1 1 000

Cara 1
Dengan mengkombinasikan bit
00001 000 = 8
00010 000 = 16
00011 000 = 24
00100 000 = 32
00101 000 = 40
00110 000 = 48
……………
11111 000 = 248
Cara 2
Mengurangi subnet mask dgn bilangan 256
11111 000 = 248
256 – 248 = 8 maka subnetwork adalah kelipatan 8
No Depertemen Subnetwork (255.255.248.0)
1 Pertama 160.100.8.0
2 Kedua 160.100.16.0
3 Ketiga 160.100.24.0
4 Keempat 160.100.32.0
5 Kelima 160.100.40.0
6 Keenam 160.100.48.0
7 Ketujuh 160.100.56.0
.. ………….
30 Ketigapuluh 160.100.248.0
Maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.8.0 160.100.15.255 160.100.8.1 – 160.100.15.254
160.100.16.0 160.100.23.255 160.100.16.1 – 160.100.23.254
160.100.24.0 160.100.31.255 160.100.24.1 – 160.100.31.254
160.100.32.0 160.100.39.255 160.100.32.1 – 160.100.39.254
160.100.40.0 160.100.47.255 160.100.40.1 – 160.100.47.254
160.100.48.0 160.100.55.255 160.100.48.1 – 160.100.55.254
160.100.56.0 160.100.63.255 160.100.56.1 – 160.100.63.254
160.100.64.0 160.100.71.255 160.100.64.1 – 160.100.71.254
160.100.72.0 160.100.79.255 160.100.72.1 – 160.100.79.254
…….. ………. ………….
160.100.248.0 160.100.255.255 160.100.248.1 – 160.100.255.254


SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu.

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet       terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host

3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet              192.168.1.0    192.168.1.64    192.168.1.128    192.168.1.192
Host Pertama    192.168.1.1    192.168.1.65    192.168.1.129    192.168.1.193
Host Terakhir    192.168.1.62    192.168.1.126    192.168.1.190    192.168.1.254
Broadcast         192.168.1.63    192.168.1.127    192.168.1.191    192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask    Nilai CIDR
255.255.255.128    /25
255.255.255.192    /26
255.255.255.224    /27
255.255.255.240    /28
255.255.255.248    /29
255.255.255.252    /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Sekarang kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
•    Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet   adalah 22 = 4 subnet
•    Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host
•    Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
•    Alamat host dan broadcast yang valid

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:
•    Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
•    Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
•    Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
•    Alamat host dan broadcast yang valid

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantap dan paham benar, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
•    Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
•    Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
•    Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, dan seterusnya.
•    Alamat host dan broadcast yang valid?

Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x - 2

                                                           Gambar Design IP Address


 

                                                          Gambar Subnetting Cyberprotest


VLSM (Variable Leght Subnet Mask)
Konsep subneting memang menjadi solusi dalam mengatasi jumlah pemakaian IP Address. Akan tetapi kalau diperhatikan maka akan banyak subnet. Penjelasan lebih detail pada contoh :
contoh 2:
Pada suatu perusahaan yang mempunyai 6 departemen ingin membagi networknya, antara lain :
1. Departemen A = 100 host
2. Departemen B = 57 host
3. Departemen C = 325 host
4. Departemen D = 9 host
5. Departemen E = 500 host
6. Departemen F = 25 host
IP Address yang diberikan dari ISP adalah 160.100.0.0/16
Apabila kita menggunakan subneting biasa maka akan mudah di dapatkan akan tetapi hasil dari subneting (seperti contoh 1) tersebut akan terbuang sia-sia karena hasil dari subneting terlalu banyak daripada jumlah host yang dibutuhkan. Maka diperlukan perhitingan VLSM yaitu :
1. Urut kebutuhan host yang diperlukan
1. Departemen E = 500 host
2. Departemen C = 325 host
3. Departemen A = 100 host
4. Departemen B = 57 host
5. Departemen F = 25 host
6. Departemen D = 9 host
2. Ubah menjadi biner
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Jika pada subneting dimabil dari network maka pada VLSM diambil pada dari host
l Untuk 500 host
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Untuk 500 host diambil 9 bit dari host-portion karena
2n-2 > jumlah host
Hasilnya 160.100.0.0/23
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.0.0/23 160.100.0.255 160.100.0.1 – 160.100.1.254
160.100.2.0/23 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.3.254
160.100.4.0/23 160.100.4.255 160.100.4.1 – 160.100.5.254
160.100.6.0/23 160.100.6.255 160.100.6.1 – 160.100.7.254
160.100.8.0/23 160.100.8.255 160.100.8.1 – 160.100.9.254
…….. ………. ………….
160.100.254.0/23 160.100.254.255 160.100.254.1 – 160.100.255.254
l Untuk 325 host kita masih dapat menggunakan subnet dari 500 host karena masih dalam arena 29 dan pilihlah subnet yang belum digunakan.
l Untuk 100 host menggunakan 28 > 100 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.2.0/24
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000010 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.2.0/24 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.2.254
160.100.3.0/24 160.100.3.255 160.100.3.1 – 160.100.3.254
l Untuk 57 host menggunakan 26 >57 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.0/24
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.0/26 160.100.3.91 160.100.3.1 – 160.100.3.90
160.100.3.64/26 160.100.3.63 160.100.3.65 – 160.100.3.126
160.100.3.128/26 160.100.3.127 160.100.3.129 – 160.100.3.190
160.100.3.192/26 160.100.3.191 160.100.3.193 – 160.100.3.254
l Untuk 25 host menggunakan 25 > 25 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.192/25
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.192/27 160.100.3.223 160.100.3.193 – 160.100.3.222
160.100.3.224/27 160.100.3.255 160.100.3.225 – 160.100.3.254
l Untuk 9 host menggunakan 24 > 16 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai.
misal 160.100.3.224/25
network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.224/28 160.100.3.239 160.100.3.225 – 160.100.3.227
160.100.3.240/28 160.100.3.255 160.100.3.241 – 160.100.3.254
Perhitungan IP ADDRESS
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
                                                 Gambar IP Address dotted decimal notation


                                                 Gambar IP Address yang ada pada TCP/IP

Menghitung Blok Subnet VLSM
Contoh:

Diketahui IP address 130.20.0.0/20Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst … sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20

Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil
CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
- Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimananilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu   /20 = (2x) = 24 = 16
- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantungkebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
Dst … sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24
- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dariblok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2= 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang khta ubah juga
menjadi 8 blok kelipatan dari 32sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27


                                                          Gambar IP Address Calculator

Berikut video mengenai IP ADDRESS :


Berikut video mengenai SUBNETTING : 
 
Sumber :

•    http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/Artikel_reg_K10.pdf
•    http://ekarh.wordpress.com/2007/12/09/mengenal-ip-address/
•    http://www.wikanpribadi.com/belajar-dan-mengenal-ip-address-subnetting-dan-vlsm/
•    http://www.wikanpribadi.com/belajar-dan-mengenal-ip-address-subnetting-dan-vlsm/
•    http://anjees.blogspot.com/2010/11/mengenal-ip-address.html
•    http://eziekim.wordpress.com/2011/06/01/mengenal-ip-address-versi-4-ipv4/
•    http://ekarh.wordpress.com/2007/12/09/mengenal-ip-address/
•    http://rizqtech.net/2009/03/15/menghitung-subnetting-ip/


Senin, 05 Maret 2012

Nama : Sisiliyah S.A (100213304251)


TUGAS KULIAH KE 6 ( PRA UTS )


1.     JENIS-JENIS PROTOKOL JARINGAN KOMPUTER

1. TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
Adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack
2. UDP (User Datagram Protocol)
UDP adalah protokol yang bersifat connectionless, dan bersifat kebalikan dari TCP yang berorientasi connection. UDP merujuk kepada paket data yang tidak menyediakan keterangan mengenai alamat asalnya saat paket data tersebut diterima. Protokol UDP ini cukup simpel sehingga untuk tujuan tertentu, bisa membantu penyelesain tumpukan protokol TCP/IP.
3. IP (Internet Protocol)
Protokol Internet (Internet Protocol disingkat IP) adalah protokol lapisan jaringan (network layer dalam OSI Reference Model) atau protokol lapisan internetwork (internetwork layer dalam DARPA Reference Model) yang digunakan oleh protokol TCP/IP untuk melakukan pengalamatan dan routing paket data antar host-host di jaringan komputer berbasis TCP/IP.
4. CDMA (Code Division Multiple Access )
Adalah sebuah bentuk pemultipleksan, yaitu: mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan mengunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan.
5. GSM (Global System for Mobile communications)
GSM merupakan sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication, khususnya handphone. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.
6. Bluetooth
Adalah Protokol atau spesifikasi berkomunikasi jarak pendek yang berdaya rendah (hemat energi), Bluetooth menggunakan frekuensi 2.4Ghz, contohnya antara headset dan sellular.
7. GPRS (General Packet Radio Service)
Adalah Suatu protokol untuk transfer data dalam GSM, kecepatan transfer data dalam GPRS dapat mencapai 115 Kbps.
8. EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution)
Adalah Suatu protokol yang mengatur cara kerja transfer data pada sistim wireless GSM. Dalam teorinya kecepatan transfer data EDGE dapat mencapai 384 Kbps.

2.  PERBEDAAN TCP DAN UDP 
            TCP mempunyai prinsip kerja seperti “virtual circuit” pada jaringan telepon. TCP lebih mementingkan tata-cara dan keandalan dalam pengiriman data antara dua komputer dalam jaringan. TCP tidak perduli dengan apa-apa yang dikerjakan oleh IP, yang penting adalah hubungan komunikasi antara dua komputer berjalan dengan baik. Dalam hal ini, TCP mengatur bagaimana cara membuka hubungan komunikasi, jenis aplikasi apa yang akan dilakukan dalam komunikasi tersebut (misalnya mengirim e-mail, transfer file dsb.) Di samping itu, juga mendeteksi dan mengoreksi jika ada kesalahan data. TCP mengatur seluruh proses koneksi antara satu komputer dengan komputer yang lain dalam sebuah jaringan komputer.
             Berbeda dengan TCP, UDP merupakan connectionless dan tidak ada keandalan, windowing, serta fungsi untuk memastikan data diterima dengan benar. Namun, UDP juga menyediakan fungsi yang sama dengan TCP, seperti transfer data dan multiplexing, tetapi ia melakukannya dengan byte tambahan yang lebih sedikit dalam header UDP.
UDP melakukan multiplexing UDP menggunakan cara yang sama seperti TCP. Satu-satunya perbedaan adalah transport protocol yang digunakan, yaitu UDP. Suatu aplikasi dapat membuka nomor port yang sama pada satu host, tetapi satu menggunakan TCP dan yang satu lagi menggunakan UDP—hal ini tidak biasa, tetapi diperbolehkan. Jika suatu layanan mendukung TCP dan UDP, ia menggunakan nilai yang sama untuk nomor port TCP dan UDP.
             UDP mempunyai keuntungan dibandingkan TCP dengan tidak menggunakan field sequence dan acknowledgement. Keuntungan UDP yang paling jelas dari TCP adalah byte tambahan yang lebih sedikit. Di samping itu, UDP tidak perlu menunggu penerimaan atau menyimpan data dalam memory sampai data tersebut diterima. Ini berarti, aplikasi UDP tidak diperlambat oleh proses penerimaan dan memory dapat dibebaskan lebih cepat. Pada tabel, Anda dapat melihat fungsi yang dilakukan (atau tidak dilakukan) oleh UDP atau TCP.


3.  MEKANISME TCP
              TCP adalah suatu protokol yang berada di lapisan transport (baik itu dalam tujuh lapisan dalam model referensi OSI atau model DARPA) yang berorientasi sambungan (connection – oriented) dan dapat diandalkan (reliable), memastikan paket yang mencapai tujuan sesuai keinginan pengirim. Pengirim dapat memastikan bahwa data yg dikirimkan ke penerima diterima dengan baik tanpa kehilangan data, tiba dalam urutan yang benar, dan tidak ada duplikasi. Ketika data tidak sampai dengan benar pada penerima, data akan dikirim ulang oleh penerima. Bila ada paket data yang lost atau hilang maka protokol TCP akan mengirim kembali dan apabila koneksinya terputus datanya akan di request kembali, sehingga paket data yang kita kirimkan itu pasti sampai ke pihak penerima.
TCP memiliki karakteristik sebagai berikut:
  • Berorientasi sambungan (connection-oriented): Sebelum data dapat ditransmisikan antara dua host, dua proses yang berjalan pada lapisan aplikasi harus melakukan negosiasi untuk membuat sesi koneksi terlebih dahulu. Koneksi TCP ditutup dengan menggunakan proses terminasi koneksi TCP (TCP connection termination).
  • Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara dua host terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur keluar dan jalur masuk. Dengan menggunakan teknologi lapisan yang lebih rendah yang mendukung full-duplex, maka data pun dapat secara simultan diterima dan dikirim. Header TCP berisi nomor urut (TCP sequence number) dari data yang ditransmisikan dan sebuah acknowledgment dari data yang masuk.
  • Dapat diandalkan (reliable): Data yang dikirimkan ke sebuah koneksi TCP akan diurutkan dengan sebuah nomor urut paket dan akan mengharapkan paket positive acknowledgment dari penerima. Jika tidak ada paket Acknowledgment dari penerima, maka segmen TCP (protocol data unit dalam protokol TCP) akan ditransmisikan ulang. Pada pihak penerima, segmen-segmen duplikat akan diabaikan dan segmen-segmen yang datang tidak sesuai dengan urutannya akan diletakkan di belakang untuk mengurutkan segmen-segmen TCP. Untuk menjamin integritas setiap segmen TCP, TCP mengimplementasikan penghitungan TCP 
  • Byte stream: TCP melihat data yang dikirimkan dan diterima melalui dua jalur masuk dan jalur keluar TCP sebagai sebuah byte stream yang berdekatan (kontigu). Nomor urut TCP dan nomor acknowlegment dalam setiap header TCP didefinisikan juga dalam bentuk byte. Meski demikian, TCP tidak mengetahui batasan pesan-pesan di dalam byte stream TCP tersebut. Untuk melakukannya, hal ini diserahkan kepada protokol lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model), yang harus menerjemahkan byte stream TCP ke dalam “bahasa” yang ia pahami.
  • Memiliki layanan flow control: Untuk mencegah data terlalu banyak dikirimkan pada satu waktu, yang akhirnya membuat “macet” jaringan internetwork IP, TCP mengimplementasikan layanan flow control yang dimiliki oleh pihak pengirim yang secara terus menerus memantau dan membatasi jumlah data yang dikirimkan pada satu waktu. Untuk mencegah pihak penerima untuk memperoleh data yang tidak dapat disangganya (buffer), TCP juga mengimplementasikan flow control dalam pihak penerima, yang mengindikasikan jumlah bufferyang masih tersedia dalam pihak penerima.
  • Melakukan segmentasi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model)
  • Mengirimkan paket secara “one-to-one“: hal ini karena memang TCP harus membuat sebuah sirkuit logis antara dua buah protokol lapisan aplikasi agar saling dapat berkomunikasi. TCP tidak menyediakan layanan pengiriman data secara one-to-many.
          TCP umumnya digunakan ketika protokol lapisan aplikasi membutuhkan layanan transfer data yang bersifat andal, yang layanan tersebut tidak dimiliki oleh protokol lapisan aplikasi tersebut.

Segmen TCP
           Segmen-segmen TCP akan dikirimkan sebagai datagram-datagram IP (datagram merupakan satuan protocol data unit pada lapisan internetwork). Sebuah segmen TCP terdiri atas sebuah header dan segmen data (payload), yang dienkapsulasi dengan menggunakan header IP dari protokol IP. Proses enkapsulasi data protokol TCP/IP: Data aplikasi + header TCP + header IP + header network interface (Ethernet, Token Ring, dll) + trailer network interface.
           Sebuah segmen dapat berukuran hingga 65495 byte: 216-(ukuran header IP terkecil (20 byte)+ukuran header TCP terkecil (20 byte)). Datagram IP tersebut akan dienkapsulasi lagi dengan menggunakan header protokol network interface (lapisan pertama dalam DARPA Reference Model) menjadi frame lapisan Network Interface. Gambar berikut mengilustrasikan data yang dikirimkan ke sebuah host.
           Di dalam header IP dari sebuah segmen TCP, field Source IP Address diatur menjadi alamat unicast dari sebuah antarmuka host yang mengirimkan segmen TCP yang bersangkutan. Sementara itu, field Destination IP Address juga akan diatur menjadi alamat unicast dari sebuah antarmuka host tertentu yang dituju. Hal ini dikarenakan, protokol TCP hanya mendukung transmisi one-to-one.

Three Way handshake
          Proses pembuatan koneksi TCP disebut juga dengan “Three-way Handshake“. Tujuan metode ini adalah agar dapat melakukan sinkronisasi terhadap nomor urut dan nomor acknowledgement yang dikirimkan oleh kedua pihak dan saling bertukar ukuran TCP Window. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut:
  1. Host pertama (yang ingin membuat koneksi) akan mengirimkan sebuah segmen TCP dengan flag SYN diaktifkan kepada host kedua (yang hendak diajak untuk berkomunikasi).
  2. Host kedua akan meresponsnya dengan mengirimkan segmen dengan acknowledgment dan juga SYN kepada host pertama.
  3. Host pertama selanjutnya akan mulai saling bertukar data dengan host kedua.
          TCP menggunakan proses jabat tangan yang sama untuk mengakhiri koneksi yang dibuat. Hal ini menjamin dua host yang sedang terkoneksi tersebut telah menyelesaikan proses transmisi data dan semua data yang ditransmisikan telah diterima dengan baik. Itulah sebabnya, mengapa TCP disebut dengan koneksi yang reliable.

Mekanisme Dasar TCP
TCP menggunakan 3 mekanisme dasar untuk memenuhi layanan connection-oriented :

a)     Paket-paket diberi label dengan nomor urutan (sequence number) sehingga servis TCP pada penerima dapat menyusun paket kembali dengan urutan yang tepat seperti saat sebelum dikirimkan.

b)    TCP menggunakan sistem ACK (acknowledgment),checksum, dan pengatur waktu untuk memberikan kehandalan. Penerima bisa memberitahu pengirim saat mengetahui ada paket yang belum datang atau terjadi error, atau pengirim bisa saja berasumsi bahwa paket yang dia kirimkan belum sampai ketujuan jika dalam rentang waktu tertentu penerima tidak memberikan acknowledgment. Pada kedua kasus tersebut, pengirim akan mengirim ulang paket tersebut.

c)     TCP menggunakan mekanisme yang disebut windowing untuk meregulasi aliran paket; windowing mengurangi kemungkinan paket dibuang karena buffer penerima terlalu penuh.
TCP melampirkan header pada data application layer; header mengandung field-field untuk nomor urut (sequence number) dan informasi-informasi yang diperlukan untuk mekanisme ini, dan juga berisi field-field untuk address yang dinamakan port numbers (nomor port), yang mengidentifikasikan aplikasi sumber dan aplikasi tujuan dari data. Data aplikasi dengan lampiran TCP Headernya kemudian dibungkus/dienkapsulasi kedalam paket IP untuk pengiriman.
Source dan Destination Port adalah field 16-bit yang menentukan aplikasi sumber dan aplikasi tujuan data. Seperti angka-angka lain yang dipakai oleh TCP/IP RFC 1700 mendeskripsikan semua nomor port yang sering digunakan dan yang tidak. Port number untuk aplikasi ini, ketika dipasangkan dengan IP address dari host aplikasi, disebut sebagaisocket. Socket secara unik mengidentifikasikan setiap aplikasi dalam network.
Sequence Number adalah angka 32-bit untuk menunjukkan letak/urutan dimana data yang sudah dienkapsulasi diletakkan dalam data stream dari pengirim. Misalnya, jika sequence number sebuah segment adalah 1343 dan segment terdiri dari 512 octet data, maka segment berikutnya seharusnya memiliki sequence number sebesar 1343 + 512 + 1 = 1856.
Acknowledgment Number adalah field 32-bit yang menunjukkan sequence number berikutnya yang pengirim tunggu dari penerima. Jika sebuah host menerima sebuah acknowledgment number yang tidak sesuai dengan sequence number berikutnya yang seharusnya ia kirim, maka host berasumsi bahwa paket ada yang hilang.
 Header Length, kadang disebut Data Offset, adalah field 4-bit yang mengindikasikan panjang header dalam 32-bit words. Field ini diperlukan untuk mengenali permulaan suatu data karena panjang dari field options bervariasi.
Reserved, field 4-bit yang selalu di set 0.
Flags adalah delapan bit 1 yang digunakan untuk mengontrol aliran dan koneksi data. Flags dari kiri ke kanan adalah Congestion Window Reduced (CWR), ECN-Echo (ECE), Urgent (URG), Acknowledgment (ACK), Push (PSH), Reset (RST), Synchronize (SYN), dan Final (FIN).
Window Size adalah field 16-bit yang digunakan untuk mengontrol aliran data. Field ini menentukan jumlah oktet, dimulai dengan oktet yang diindikasikan oleh Acknowledgment Number, yang akan diterima oleh pengirim segment dari komputer seberang sebelum komputer pengirim berhenti mentransmisikan data dan menunggu acknowledgment.
Checksum berupa 16 bits, mencakup header dan data yang terenkapsulasi, memungkinkan untuk mendeteksi error.
Urgent Pointer adalah field yang digunakan hanya saat flag URG di set. Angka 16-bit akan ditambahkan pada sequence number untuk mengindikasikan berakhirnya data urgent.
Options, seperti namanya, menunjukkan pilihan yang dibutuhkan oleh proses TCP pengirim. Option yang paling sering digunakan adalah ukuran Maximum Segment, yang memberitahukan penerima ukuran segment terbesar yang pengirim sepakati. Field sisanya diisi dengan 0 untuk memastikan header length adalah kelipatan dari 32 octet.


SUMBER:
http://angelsfreesi.blogspot.com/2009/11/pengertian-dan-macam-macam-protokol.html